Foto SlideKomunitas

Catatan Awal Tahun – tentang Orang-Orang yang Peduli

Kalau kita berbicara tentang orang-orang yang peduli terutama mengenai kepedulian mereka terhadap pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga golf khususnya di kalangan para beginner dan junior di Tanah Air — sebelum pandemi Covid – 19 melanda dunia termasuk di Indonesia — kita mengenal Indonesia Junior Golf (IJG) yang didirikan oleh Hardi Hartoko dan rekan-rekannya serta Persatuan Akademi Golf Indonesia (PAGI).

Seperti kita ketahui kedua wadah atau tempat berhimpunnya orang-orang yang peduli terhadap perkembangan dan peningkatan prestasi olahraga golf di kalangan beginner dan para junior tersebut, sangat aktif menyelenggarakan turnamen, baik yang berskala lokal, nasional maupun yang berskala regional.

Indonesia Junior Golf (IJG) yang sekarang dipimpin oleh Denny Unneputty aktif menyelenggarakan serie Liga Golf Junior, sementara Perhimpunan Akademi Golf Indonesia (PAGI) aktif menggelar event bertajuk Menpora Cup yang sangat fenomenal tersebut sejak Imam Nahrawi menjabat Kemenpora hingga Zaenudin Amali yang sekarang menjabat sebagai Kemenpora Republik Indonesia.

Sayang sekali, kegiatan tersebut sempat terhenti akibat pandemi, apalagi setelah pemerintah mengeluarkan peraturan tentang pembatasan berbagai macam kegiatan sosial di tengah-tengah masyarakat.

Tapi, kita bersyukur karena pemerintah tidak serta-merta menerapkan lockdown seperti yang terjadi di negara lain, sehingga dinamika kehidupan sosial kemasyarakatan — perlahan tapi pasti — mulai bangkit kembali.

Dan, muncullah himpunan orang-orang yang peduli terhadap pembinaan dan peningkatan prestasi di kalangan pegolf junior yang bernama Parent Children Golf Club yang disingkat PCGC di bawah pimpinan Andri Armansjah.

Ke-gairah-an pun bangkit kembali. Kegiatan yang diselenggarakan oleh PCGC diawali dengan gobar atau latbar antar parent dan putra-putri mereka. Setiap menggelar gobar atau latbar seluruh peserta diwajibkan memakai masker dan menjaga jarak — sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh management golf course.

Hasilnya sangat positip, dan perlahan namun pasti: kegiatan awal yang mulanya bersifat internal dalam perjalanannya di kemudian hari terbuka bagi junior di luar PCGC.

Sehingga turnamen seri yang awalnya bersifat lokal terasa sekali “nuansa nasional”-nya karena turnamen PCGC Seri tersebut diikuti juga oleh peserta yang berasal dari luar Jabodetabek bahkan ada yang berasal dari luar Jawa.

Bertitik-tolak dari situlah maka sejak tahun lalu muncul lagi satu himpunan orang-orang yang peduli terhadap pembinaan dan peningkatan prestasi di kalangan pegolf junior di Indonesia. Himpinan tersebut dikenal dengan IAGC (Indonesia Amateur Golf Club) disingkat IAGC di bawah pimpinan Arnezus Ayal.

Kehadiran IAGC dengan seri turnamennya yang bertajuk Indonesia Amateur Golf Open Tournament (IAGOT) di mana pada Desember 2022 lalu menutup kompetisi seri ke-7-nya, semakin membuat gairah persaingan antar pegolf junior putra dan putri di negeri ini semakin memperlihatkan existensinya!

ANTARA APRESIASI & KOMPETISI
Sehingga menjadi sesuatu yang sangat wajar apabila Sirod Zudin sebagai Penasehat Pengprov PGI Jawa Barat, Yudhanto sebagai Kabid Pembinaan Junior Pengprov PGI Jawa Tengah, Jurry Suryo Wiharko dari Pengprov PGI Bali, dan Cing Cing Suharsono dari Pengprov PGI DKI Jakarta, sangat mengapresiasi kehadiran orang-orang yang peduli terhadap pembinaan dan peningkatan prestasi bagi para pegolf junior di Indonesia yang berhimpun di IJG, PAGI, PCGC serta IAGC tersebut.

Menurut para narasumber tersebut di atas, kepedulian orang per-orang yang berhimpun di IJG, PAGI, PCGC dan IAGC membuat para pegolf yang berasal dari Pengprov, Pengkab dan Pengkot PGI tak hanya berlatih dan berlatih di daerah mereka masing-masing; Akan tetapi ada sasaran yang dituju yakni berkompetisi di tingkat nasional dalam event yang diselenggarakan oleh orang-orang yang peduli tersebut.

“Paling tidak turnamen bulanan khusus untuk junior di bawah naungan Pengprov PGI Bali tetap berkelanjutkan hingga ke tingkat nasional,” kata Jurry Suryo Wiharko. “Anak-anak tidak bertemu dengan pesaing yang itu-itu saja. Tapi, bisa bertemu dengan kompetitor mereka daru daerah lain,” Yudhanto menambahkan.

Sementara Cing Cing Suharsono — sebagai pengurus Pengprov PGI DKI Jakarta yang berhasil mengajak klub-klub golf yang berada di bawah naungan Pengprov PGI DKI Jakarta untuk peduli terhadap pembinaan di kalangan pegolf junior pun telah melibatkan para pegolf junior tersebut dalam event antar club bertajuk Liga Golf Jakarta.

Dan, uniknya para pegolf junior yang tampil di Liga Golf Jakarta di bawah bendera klub golf yang “merekrut” mereka, adalah para pegolf yang sering tampil dalam turnamen seri yang diselenggarakan oleh IJG, PAGI, PCGC dan IAGC.

Sedangkan Alga Topan, anggota Bidang Pembinaan Prestasi PB PGI, mengungkapkan bahwa pihaknya sangat mendukung aktivitas yang dilakukan klub dan komunitas parents junior yang aktif menyelenggarakan turnamen, baik untuk amatir maupun junior, sebagai latih tanding para pegolf dari tingkat pemula hingga yang sudah berprestasi.

Coach Alga lebih jauh menyatakan bahwa saat ini komunitas parents atlet sudah bersinergi dengan Bidang Pertandingan PB PGI setiap kali mereka menyelenggarakan turnamen junior dan amatir Indonesia berskala nasional.

“Harapan untuk masa depan golf Indonesia, apa yang sudah dilakukan oleh para stake holder golf Indonesia mulai dari atlet, orangtua, pengurus klub, juga organisasi harus kita apresiasi, karena dari sinergi ini banyak pencapaian-pencapaian prestasi atlet muda Indonesia – baik di level nasional maupun internasional,” kata Coach Alga.

Lebih jauh Coach Alga menyatakan, walaupun belum bisa sebaik dan sebanyak jumlah prestasi atlet di negara-negara lainnya seperti Korea, Jepang, Thailand dan lain-lain, “Tapi saya yakin dengan sinergitas pembinaan yang konsisten insya Allah ke depannya Indonesia akan memiliki stock pemain junior dan amatir berprestasi dengan jumlah yang lebih banyak dari saat ini,” tukas Coach Alga, menegaskan.

“Anyway, bagaimana pun perlu dicatat bahwa yang penting adalah kompetisi yang berkesinambungan dan berjenjang,” ujar Avie K Utomo, seorang pakar golf yang sering dipercaya menjadi Tournament Director turnamen berskala regional dan internasional yang diselenggarakan di Indonesia, ketika Media GolfJoy meminta komentar dan opininya tentang keberadaan IJG, PAGI, PCGC dan IAGC. “Pegolf utama di dunia berangkat dari kompetisi, mulai tingkat ‘kelurahan’ terus hingga ‘nasional’,” tambahnya serius tapi santai.

Lebih jauh Avie yang secara jujur tidak terlalu mengikuti perkembangan kegiatan para junior di Indonesia, namun ada beberapa hal yang menurutnya perlu dijadikan prioritas.

“Yang pertama turnamen yang berkualitas dari sisi administrasi, course set up dan lain-lain. Sedangkan yang kedua adalah penguasaan dasar-dasar peraturan golf melalui sesi training secara praktek .. Sebaiknya diselenggarakan secara berkala di luar kegiatan turnamen agar lebih fokus,” papar Avie.

“Hal tersebut diperlukan agar pegolf kita tidak membuang waktu ketika membutuhkan asist ..,” tambah Avie, menegaskan.

Avie juga berharap agar setiap komunitas menerapkan Handicap System, agar dapat menyeleksi keikut-sertaan pegolf junior dalam suatu turnamen. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas suatu turnamen.

“Kesulitan yang saya hadapi saat penyelenggaraan Pondok Indah International Junior Golf Championship 2022 lalu adalah, adanya pemain yang tidak layak untuk berpartisipasi. Ujung-ujungnya pemain tersebut menghambat Tempo Permainan secara menyeluruh!!!” katanya mengakhiri perbincangan bersama Media GolfJoy.

Tulisan Toto Prawoto
Foto Dokumentasi


Media menjadi wadah efektif untuk exposure sponsor turnamen Anda ke audiens. Hubungi golfjoy@yahoo.com untuk peliputan GolfJoy di turnamen Anda.

DOWNLOAD E-MAGZ GOLFJOY TERBARU GRATIS!


https://ironindo.com/

Related posts

Tim Mackay Memorial Golf Invitational: Propcon Golf Club Donasikan Rp390 Juta ke 2 SDN di Gresik & Karawang

Syam

EKKLESIA CHARITY GOLF TOURNAMENT 2019

Hasim

Turnamen Akbar BCA-Royale Kembali Dihelat

Syam

Leave a Comment

two × 3 =