FeaturedKomunitas

Dea Mahendra: Dari Touring hingga Bisnis Baju Golf

Meskipun PGATI (Professional Golf Association – Tour of Indonesia) belum memiliki agenda khusus untuk turnamen pro ladies, namun beberapa ladies pro Indonesia sudah mulai aktif mengikuti event di luar negeri.

Seperti diketahui pada April -Mei 2024 ini Patricia Sinolungan — setelah lolos Qualifying School LPGA of Chinna — dia akan mengawali kiprahnya di kancah persaingan Chinna Tours, yang akan berlangsung di kota-kota besar di negara tersebut. 

Sebelumnya juga ada Dea Mahendra, yang lebih awal berkiprah di kancah persaingan ladies pro pada 2016. “Sudah lumayan banyak turnamen yang saya ikuti,” kata Dea dalam perbincangan bersama Media GolfJoy. “Paling banyak di Cactus Tour dan di Asian Tour,” tegasnya. 

“Di Cactus Tour,” kata Dea lebih lanjut, “Saya sempat masuk money list urutan ke 13 pada tahun 2017, dan pada saat itu saya banyak masuk top 10, top 5. Lalu pada 2018-2019 di Taiwan dan Australian Tour.”

Dea Mahendra menuturkan bahwa dia juga pernah ikut Sunshine Ladies Tour South Africa. “Ini tour recommended banget karena negaranya sangat indah,” katanya. 

“Mereka membawa kita ke lapangan-lapangan yang sangat indah dan juga tour-nya tertata dengan baik. Biaya hidup di negara tersebut tidak mahal, dan tour-nya berlangsung selama 3 bulan. Jadi, memang harus rada hustle 3 bulan pindah dari tempat satu ke tempat lain.”

Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan Qualifying School yang akhirnya menghantarkan dia berkiprah di persaingan ladies pro di manca negara, dengan lancar Dea Mahendra memaparkan bahwa pihaknya mengikuti Q School LPGA Euro, Taiwan dan Australia.

“Di LPGA Europe saya tidak berhasil. Tapi di Taiwan dan Australia saya berhasil,” katanya. “Saya bermain di Taiwan dan Australian Tour sejak 2018-2020 dan beberapa kali bermain European Tour yang diselenggarakan di Australia melalui jalur Australian Tour … Sampai sekarang masih ada status di Australia tetapi saya saat ini jarang ikut,” tambah Dea berterus terang. 

Ditegaskan bahwa mengikuti Q school itu mahal biayanya dan harus intens. Karena, selama berbulan-bulan pada setiap minggu kita dituntut harus  bermain bagus apalagi di Q school LPGA yang biayanya $2500. “Rasanya capek di hati … Belum hotel, pesawat, sewa mobil, makan, caddy dan sebagainya ..,” kenangnya.

BEASISWA

Dan, seperti pegolf pada umumnya,  yang jelas sewaktu masih berstatus sebagai pegolf amatir — dengan pelbagai prestasi yang ditorehkannya — Dea Mahendra pun memperoleh beasiswa di Lander University, South Carolina. 

“Mulainya waktu itu pada Agustus 2011. Lalu saya pindah ke University of New Mexico untuk tahun terakhir dan saya lulus pada 2014.

Setelah menyandang status ladies pro, Dea tidak seperti rekan-rekannya sesama ladies pro di Indonesia, karena Dea mengaku belum secara profesional menjadi teaching pro.

“Kalau membimbing dan bermain bersama dengan junior atau teman yang saya kenal-kenal saja,” katanya. 

Di samping aktif berkiprah di kancah persaingan ladies pro, bersama temannya Dea juga menggeluti bisnis golf clothing untuk ladies namanya Ease Golf, yang dimulai pada 2021 lalu pas pandemic.

Ladies pro kelahiran 9 Oktober 1990 yang merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara — dua laki-laki dan satu perempuan — ini pada event PGATI bertajuk 75th Jawa Pos Platinum Golf Tournament Series #2 yang berlangsung bulan lalu di Parahyangan Golf & Country Club – Bandung, Jawa Barat berhasil merebut  gelar juara di Ladies Division.

Dalam event tersebut Dea bermain dari Blue Tee. 

Menurut Dea hanya di USA yang jarak lapangannya jauh-jauh. “Kalau di Asia pendek-pendek terutama di Thailand Tour,” katanya. “Sengaja dibuat pendek supaya playernya bisa banyak membuat under,” tambahnya sambil tersenyum. 

Bicara masalah jarak, dari pengalamannya bertanding di Taiwan Tour, Chinna Tour, Australia Tour, Sunshine Ladies Tour, jarak lapangannya secara kesuluruhan (dari hole #1 sampai boleh #18) tidak terlalu jauh. 

“Kira-kira jaraknya secara keseluruhan kalau main dari white tee sekitar 6200 sampai 6300 yards,” tutur Dea. 

Ditambahkan bahwa di Amerika  pernah dua sampai tiga kali Dea ikut US Women’s Open Qualifying. Jarak lapangannya secara keseluruhan sekitar 6700 yards, dan ketika dia ikut LPGA Q School jarak lapangannya secara keseluruhan juga sekitar 6500 – 6700.

Menurut Dea hanya di Thailand yang jarak lapangannya secara keseluruhan pendek-pendek, sehingga para pemain bisa mencetak banyak skor antara 8 under sampai 9 under.

Bahwa di Parahyangan Golf & Country Club, Dea yang bermain dari blue tee berhasil menjadi juara di Ladies Division dalam event PGATI – 75th Jawa Pos Platinum Golf Tournament Series #2, hal tersebut adalah sebuah pengecualian mengingat skor yang dibukukannya pun over.

Terlepas dari masalah tersebut, yang jelas Dea Mahendra, selain senang karena dalam event tersebut menjadi juara di Ladies Division, dia juga sangat mengapresiasi terhadap dukungan yang diberikan oleh Jawa Pos.

“Saya berterimakasih kepada Jawa Pos yang telah menyelenggarakan ladies event  .. Saya berharap agar Jawa Pos tetap mensupport event golf profesional sehingga para ladies pro di Indonesia akan berkembang dan prestasi mereka juga akan meningkat di masa yang akan datang,” kata Dea Mahendra mengakhiri perbincangannya bersama Media GolfJoy. 

Tulisan Toto Prawoto. Foto Dokumentasi.

Related posts

Taiwan Amateur Golf Championship 2023 Dikurangi ke 54 Hole karena Badai

Toto Prawoto

Direktur Polinema Cup VI Golf Tournament Digelar di Damai Indah BSD

Toto Prawoto

Cara Memilih Putter yang Tepat Berdasarkan Offset

Hasim

Leave a Comment

eleven − 4 =