Foto SlideKomunitas

Effendi K, Sang “Long Journey Man”

Julukan tersebut diucapkan oleh Avie K. Utomo yang sampai sekarang dikenal sebagai Referee event golf amatir dan profesional, baik yang berskala nasional, lokal maupun regional yang diselenggarakan di Indonesia.

Selain itu, Avie K Utomo juga dikenal sebagai MC. Tak hanya dikenal sebagai MC Golf. Karena, ketika dia masih aktif di lingkungan komunitas periklanan pun sering tampil sebagai MC sekaligus penyanyi.

Sehingga, ketika menjadi MC Golf, mas Avie, sapaan akrabnya, pun memiliki “kiat” ampuh untuk menghidupkan suasana yang sangat formal dan kaku menjadi cair sekaligus mengalir: penuh canda tawa yang berbasis pada ke-serius-an atau “Sersan” serius tapi santai.

Termasuk saat mas Avie mempersilakan Effendi K yang dijulukinya sebagai “Long Journey Man” segera tampil di panggung untuk menerima hadiah ketika pro asal Medan Sumatera Utara itu menjadi salah satu pro yang mendapat prize money dalam event PGPI (Persatuan Golf Profesional Indonesia) yang disponsori perusahaan Asuransi Tugu Pratama dan diselenggarakan di salah satu golf course terkenal di Indonesia
pada masa Orde Baru masih berkuasa di negeri ini.

“He he .. Bung rupanya masih ingat tentang julukan itu … he he he,” kata profesional golfer berdarah Melayu-Jawa berusia 56 tahun tersebut ketika dia tampil dalam event Pro-am Golf Legend Indonesia Tour Legendary JGC-150 Championship, yang berlangsung di Jakarta Golf Club – Rawamangun beberapa waktu lalu.

Julukan tersebut bukan tanpa alasan disematkan kepada Bang Pendi, sapaan akrabnya; Karena, ketika rekan-rekan pro dari daerah asal Bang Pendi absen tidak bisa ikut turnamen pro lokal yang diselenggarakan oleh PGPI, dia tetap hadir mewakili daerah Sumatera Utara.

Betul bahwa sepanjang karirnya sebagai pegolf profesional yang ditekuninya sejak kurang-lebih tiga puluh tahun lalu, suami mBak Nunung tersebut memang belum pernah merebut gelar juara.

Tapi dia tetap bersemangat dan pantang menyerah, karena dia tidak pernah pulang ke rumah tanpa membawa hadiah uang. “Alhamdullilah saya selalu masuk ke kelompok sepuluh besar seperti hari ini (dalam event Pro-Am Golf Legend Indonesia Tour Legendary JGC-150 Championship.Red.) … Kalau nasib sedang beruntung bisa juga masuk ke kelompok tiga atau lima besar .. Yang penting saya enggak nombok he he he ..,” ujar Bang Pendi sambil tertawa.

Menjawab pertanyaan tentang keikut-sertaannya yang nyaris tak pernah absen dalam turnamen yang diselenggarakan oleh PGPI di masa Orde Baru saat itu, Bang Pendi mengaku terus terang bahwa ada yang menyeponsori keberangkatan dan kepulangannya dari Medan ke Jakarta.

“Yang menyeponsori bukan perusahaan tapi perorangan … Mereka adalah pribadi lepas pribadi yang minta kepada saya untuk membimbing mereka berlatih dan bermain golf .. Kalau saya memberitahu mereka bahwa saya akan ikut turnamen PGPI di kota besar yang ada di Jawa, mereka saweran untuk bekal saya,” tutur Bang Pendi yang, pada masa Orde Baru hingga sekarang dikenal sangat dekat dengan keluarga bermarga Sitorus, sehingga kalau dia mengikuti turnamen pro yang diselenggarakan oleh PGPI dan khususnya yang dilaksanakan di Jabodetabek, “Saya tinggal di rumah salah seorang putra dari keluarga Sitorus yang tinggal di daerah Menteng Jakarta Pusat,” sela Bang Pendi, menegaskan.

Bang Pendi yang mulai aktif bermain golf pada usia 14 tahun dan lama berkiprah dalam event amatir tingkat nasional kemudian beralih ke pro jelang akhir 1980-an ini, sekarang menjadi Koordinator di Driving Range Taman Setia Budi Indah (Tasbi).

Selain menjadi koordinator, Bang Pendi juga merangkap sebagai Teaching Pro.

Di akhir perbincangan saat Media GolfJoy menemuinya di JGC Rawamangun beberapa waktu lalu, Bang Pendi berharap turnamen pro yang sekarang bernaung di PGA Tour of Indonesia terus berlanjut agar prestasi para pegolf profesional terus meningkat.

“Kenapa jauh-jauh dari Medan saya datang ke sini? Karena saya ingin tetap bisa mengasah keterampilan saya sebagai pegolf. Selain itu saya juga bisa bersilaturahmi dengan teman-teman pro – setelah kurang-lebih tiga tahun kita hanya bersilaturahmi melalui medsos,” kata Effendi K yang telah menjadi seorang kakek, menegaskan sambil tertawa.

Tulisan Toto Prawoto
Foto TP

DOWNLOAD E-MAGZ GOLFJOY TERBARU GRATIS!


IRON CARD, membership card dengan banyak manfaat

Related posts

Parahyangan Golf Bandung Akan Gelar KBP OPEN Golf Tournament pada 2 Oktober

Hasim

Club Medal Gunung Geulis Jadi Bagian dari Kualifikasi WAGC

Hasim

Banjarnegara Charity Golf Tournament 2023 Peringati Hari Jadi Banjarnegara ke-452

Toto Prawoto

Leave a Comment

4 × one =