FeaturedKomunitas

Komunitas Alumni Kampus, Iron Card, GolfJoy Siap Bantu Pembinaan Atlet

Golf mesti tetap bergerak, meski masih dilanda pandemi Covid-19. Karena itu GolfJoy bekerjasama dengan Iron Card menggelar webinar dengan tema Peran Komunitas Alumni Kampus bagi Pembinaan Atlet Golf Indonesia. Diskusi ini digelar untuk saling tukar menukar ide, pemikiran demi kemajuan prestasi golf Indonesia. CEO Iron Card Joyada Siallagan berharap Iron Card dan GolfJoy bersama dukungan dari komunitas alumni ini bisa memunculkan atlet-atlet golf berprestasi dari kampus.

“Kami dari Iron Card ingin bekerja sama dengan Forum Rektor dan komunitas alumni demi tercapainya tujuan tersebut,” kata Joyada dalam forum webinar yang digelar pada Rabu (21/7/2021).

”Kita memiliki pemikiran yang sama bagaimana prestasi atlet golf Indonesia bisa meningkat. Kita tak mungkin dapat memajukan golf Indonesia secara sendiri-sendiri. Iron Card mencoba berkolaborasi dengan semua pihak agar cita-cita ini tercapai. Salah satunya kami ingin bekerjasama dengan komunitas-komunitas alumni.”

Narasumber dalam webinar GolfJoy – Iron Card ini adalah Rizmansyah dari Persatuan Golf Alumni (Pergola) UI; Yudi Mahriadi, CEO GolfJoy & Co-Founder GolfJoy; Alwi Hasan, Kapten Persatuan Golf Ganesha (PGG) ITB & Sekum PGI Pengprov Jabar; William Sembiring, Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Golf Club (KGC); Imrizal Ismail, Ketua Persatuan Golf Ekonomi Andalas (PGEA) Unand; dan Muslich Ramelan dari PB PGI & komunitas Alumni Brawijaya Golf (ABG).

Rizmansyah dari Persatuan Golf Alumni (Pergola) UI:

Pergola UI yang berusia 30 tahun ini sudah banyak mengadakan event golf, baik internal maupun antar-universitas, yang memberi manfaat untuk beasiswa mahasiswa UI. Menurut Rizman, dalam menjalankan fungsi pembinaan ini diperlukan wadah yang legitimate.

PB PGI bertugas membina para atlet golf. Jadi komunitas harus terdaftar di PGI sehingga mereka memiliki legitimasi untuk memberikan pembinaan bagi atlet. PGI pusat hingga daerah memiliki program untuk pembinaan atlet, sehingga program ini harus diikuti klub golf jika komunitas ini ingin melakukan pembinaan.

Jika ada anak dari anggota komunitas yang memiliki bakat golf, komunitas tersebut bisa memberi fasilitas atau mengikutsertakan anak itu ke event-event golf. Ada program yang terstruktur dari komunitas sehingga mereka bisa melakukan pembinaan. Dari program itu kita bisa melihat potensi-potensi dari binaannya untuk bisa menjadi atlet porda atau nasional di bawah pengawasan dari pengurus PGI.

Penerimaan mahasiswa baru di UI bisa melalui jalur prestasi. Golf Indonesia baru berkembang 10 tahun terakhir sehingga jalur prestasi untuk golf ini belum solid, tidak seperti prestasi lainnya seperti beladiri, sepak bola atau seni.  Jalur prestasi ini bisa menjadi entry point untuk melakukan pembinaan. UI punya fasilitas driving range, gym, sport facility yang terintegrasi. Mudah-mudahan ini bisa menjadi benchmark yang bisa kita lakukan.

Alwi Hasan, Kapten Persatuan Golf Ganesha (PGG) ITB & Sekum PGI Pengprov Jabar:

Komunitas alumni ini memiliki empat ciri, (1) anggotanya terdiri atas golfer yang berlatar belakang intelektual dan berpendidikan. (2) Mereka memiliki network, seperti jaringan bisnis, lapangan golf, atau driving range. (3) Rata-rata mereka sudah mapan, baik dari sisi bisnis, karier, maupun waktu. (4) Alumni biasanya memiliki ikatan yang solid dan egaliter. Keempat ciri ini bisa menjadi potensi untuk melakukan pembinaan atlet. Induk olahraga golf Indonesia itu adalah PGI sehingga komunitas yang ingin membina atlet harus terdaftar di PGI. Komunitas yang sudah terdaftar di PGI ini bisa ikut berpartisipasi dalam musyawarah dan rapat kerja, baik musyawarah di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota. Dari musyawarah ini kita bisa menentukan pengurus dan program-programnya. Kalau sudah terdaftar, klub atau komunitas itu bisa mendapatkan Sistem Handicap Nasional (National Handicap System/NHS). Ini bisa menjadi single identity bagi suatu golfer meskipun dia menjadi anggota dari sejumlah klub golf. Keuntungan lain jadi terdaftar di PGI adalah mendapatkan bahan-bahan dan fasilitas mengenai peraturan golf sehingga kita bisa memainkan golf dengan pengetahuan peraturan yang baik. Masalah peraturan, handicap, dan etika golf saling terkait dalam melakukan pembinaan. Komunitas bisa menjadi naungan yang memberi fasilitas bagi atlet atau calon atlet, seperti peralatan, biaya, dsb. Komunitas bisa menggelar turnamen prestasi yang tentunya sanction dengan PGI.

William Sembiring, Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Golf Club (KGC)

KGC yang berumur lebih dari 20 tahun ini menggelar 8-10 kali turnamen setiap tahun. Sebagian besar keuntungan dari turnamen ini adalah untuk sosial dan beasiswa. Kami juga mempertimbangkan untuk memanfaatkan keuntungan ini bagi pembinaan atlet. Di UGM ada penerimaan mahasiswa melalui jalur bibit unggul, salah satunya di bidang olahraga. Jumlahnya cukup signifikan. Kagama sudah melobi pihak rektor UGM untuk penerimaan mahasiswa melalui jalur bibit unggul di cabang olahraga. Namun, di UGM belum ada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di olahraga golf. Jadi jika UKM golf ini terbentuk, pengurusnya bersama KGC bisa mengajukan olahraga golf ini menjadi jalur bibit unggul. Kami sedang merintasnya, dan sudah ada sekitar 30 mahasiswa UGM yang aktif golf. Diharapkan tahun depan UGM bisa menerima mahasiswa melalui jalur prestasi olahraga golf.

Imrizal Ismail, Persatuan Golf Ekonomi Andalas (PGEA) Unand

PGEA yang lahir tahun 2015 menggelar sekitar 6 turnamen setiap tahun. Dari turnamen ini kami memberikan bantuan sosial dan beasiswa. Namun, kami belum ke arah pembinaan atlet prestasi. Pembinaan atlet ini harus mengikuti blue print yang telah dibuat oleh PGI. Karena itu PGI sebaiknya merangkul komunitas-komunitas ataupun klub golf dalam pembinaan atlet. PGI perlu meningkatkan fokus dan perhatiannya pada event-event golf yang berlangsung selama ini agar PGI  bisa memberikan masukan atau bisa juga terlibat dalam event tersebut sehingga atlet-atletnya bisa ikut bertanding. Ini bisa menjadi nilai tambah bagi PGI.

Muslich Ramelan, PB PGI dan Alumni Brawijaya Golf (ABG)

Ada sekitar 120 hingga 140 lapangan golf di Indonesia. Lebih dari 10 jadi lapangan golf terbaik di Asia. Tapi Indonesia minim prestasi berskala ASEAN sekalipun. Ada 200 lebih klub terdaftar di PGI yang diperlukan saat Munas. Golf di kampus masih kalah dengan sepak bola, silat, basket, voli yang lebih populer. Golf masih sering disebut olahraga elite, milik orang kaya, meskipun akhir-akhir ini sudah makin populer. Banyak yang antre untuk bermain golf di lapangan maupun driving range.

PGI memiliki badan yang bernama Hubungan Antar Lembaga di mana saya berada di dalamnya, sehingga hubungan antara PGI dan klub-klub golf makin baik. Kami ingin bekerjasama dengan klub-klub ini untuk mewujudkan turnamen antar klub secara reguler. Karena pandemi ini tak terwujud. PGI harus memiliki kolaborasi yang aktif dengan klub-klub untuk menghasilkan prestasi.

Olahraga apa pun harus memiliki visi bisnis jika ingin maju. Jadi golf harus menjadi olahraga yang memiliki visi bisnis. Dari bisnis inilah lahir sebuah prestasi. Kenapa golf Thailand menjadi maju karena olahraga ini menjadi tourism sport. Thailand menarik devisa banyak dari tourism sport ”golf”. Nilainya sudah miliaran dolar AS. Sedangkan di Indonesia devisa dari sektor ini sangat minim. Singapura yang jumlah lapangan golfnya jauh lebih sedikit mampu melaksanakan turnamen golf internasional bergengsi. Kita harus punya keseriusan menjadikan golf sebagai bisnis.

Para alumni kampus rata-rata memiliki posisi bagus di perusahaan besar. Para alumni ini harus mampu menjahit bisnis ini demi peningkatan prestasi atlet. Ini sangat mungkin. Kita bisa mengawali ini dengan kerjasama dengan PGI. Kita bisa bangun branding bersama. Golf di kita masih sebatas fun, tapi belum bermakna besar bagi bangsa. Kita harus mulai memoles event-event golf ini menjadi lebih berharga

Yudi Mahriadi, CEO dan Co-Founder GolfJoy

Komunitas alumni rata-rata menggelar turnamen 6 sampai 8 kali tiap tahun. Alangkah baiknya bila satu diantara 6 atau 8 turnamen itu disisipkan suatu turnamen prestasi bagi junior atau amatir. Pegolf komunitas alumni kampus ini rata-rata sudah mapan dan memiliki jaringan di perusahaan besar. Hal ini bisa menjadi dorongan untuk sponsorship turnamen prestasi tersebut.

DOWNLOAD E-MAGZ GOLFJOY TERBARU GRATIS!

GolfJoy Cover

Related posts

PGI DKI Jakarta Akan Gelar Interleague Invitational pada 3 Juni

Toto Prawoto

Dies Natalis ke-58 Usakti Open Golf Tournament Digelar Meriah di Senayan Golf Club

Hasim

Perpesi Cabang Medan di Era Adaptasi Kebiasaan Baru

Toto Prawoto

Leave a Comment

7 + 16 =