Foto SlideLeaderboard

Armelia Maharani: Exist & Mandiri lewat Golf

Mahasiswi Politeknik AKA (Akademi Kimia Analis) Bogor kelahiran 6 Agustus 2000 ini mengenal olahraga golf sejak masih duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Bojongsari I, Sawangan, Depok.

Orangtua Amey – sapaan akrabnya – memang seorang pegolf professional sekaligus juga dikenal sebagai Teaching Pro yang bernama Maman Suherman.

Pada waktu itu Amey sering diajak ayahnya untuk melihat ayahnya berlatih di lapangan golf Sawangan yang 9 hole yang berlokasi di tepi Jalan Raya Ciputat – Parung. “Tujuan saya mengajak Amey setiap kali saya akan latihan bermain golf agar dia tahu kalau ayahnya adalah pegolf,” ungkap Maman Suherman yang mendampingi anak gadisnya berbincang-bincang dengan GolfJoy beberapa waktu lalu di Sawangan Golf & Country Club.

“Jadi, kalau di kemudian hari nanti Amey minta uang kepada saya, dia bisa mengukur tentang kemampuan saya … Jangan sampai di kemudian hari nanti dia minta uang kepada saya untuk membeli sesuatu yang tidak mungkin terjangkau oleh kemampuan saya .. Misalnya minta dibelikan helikopter ha ha ha ..,” Maman Suherman menambahkan sambil tertawa.

Meskipun tidak se-aktif junior golf pada umumnya, Amey beberapa kali tampil berkompetisi dalam event junior di dalam negeri khususnya di Jabodetabek dan sekitarnya tempat diselenggarakannya event junior tersebut.

Berhenti Total

Akan tetapi setelah lulus SD dia justru berhenti total – dalam arti bahwa Amey tidak pernah tampil sama sekali dalam event junior golf untuk menguji sekaligus membentuk mentalnya sebagai calon ladies golfer sejati kelak di kemudian hari. “Pesantren tempat saya belajar setelah saya lulus Sekolah Dasar, tidak mengijinkan atau merekomendasikan saya untuk mengikuti turnamen golf,” kata Amey sambil menyebut nama pesantren terkenal di Depok tempat dia belajar. “Walaupun berhenti total tidak ikut turnamen selama tiga tahun, namun latihan golf-nya jalan terus,” tambahnya.

Setelah lulus menimba ilmu di pesantren, kembali muncul persoalan baru. Kali ini persoalan yang dihadapi sama sekali tidak ada hubungannya dengan golf. “Tapi, lebih kepada pilihan apakah saya akan melanjutkan ke SMA Negeri I Depok atau ke SMK Analis Kimia di Bogor,” kata Amey, serius.

Akhirnya, anak pertama dari tiga bersaudara keluarga Maman Suherman, ini, pilihannya jatuh ke SMA Analis Kimia Bogor. “Buat saya antara SMA Negeri I Depok dan SMK Analis Kimia Bogor – dua-duanya – sama baiknya,” kata Amey, menegaskan, ketika GolfJoy menanyakan mengapa akhirnya dia memilih melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan yang beralamat di Bogor tersebut.

Seiring-Sejalan

Dalam masalah yang berhubungan dengan pendidikan – sebagai orangtua – Maman Suherman tidak pernah memaksakan kehendaknya. Dia lebih memposisikan dirinya sebagai orangtua yang senantiasa tutwuri handayani – seperti motto yang tertulis dalam pendidikan nasional kita yakni ing ngarsa sung tuladha – ing madya mangun karsa dan tutwuri handayani.

Oleh karena itulah maka menjadi sangat wajar bila di dalam perjalanannya di kemudian hari antara pendidikan dan olahraga yang ditekuni Amey bisa seiring-sejalan. “Dan, terus terang saja, di era pandemik seperti saat ini kegemaran saya bermain golf saya genjot habis, Om,” katanya.

Menyinggung masalah Protokol Kesehatan Covid – 19 khususnya tentang penggunakan masker, Amey mengaku terus terang bahwa bermain golf dengan tetap menggunakan masker memang sangat mengganggu – terutama pada saat akan melakukan swing. “Tapi, karena sudah terbiasa .. lama-lama akhirnya menjadi biasa,” katanya.

Meringankan Tugas Sang Ayah

Kini Amey selain tetap rajin berlatih – apalagi setelah dia selesai menunaikan tugas PKL di Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia – setiap Sabtu-Minggu dia juga membantu Maman Suherman (Sang Ayah) di Meilia Golf Driving Range, Cibubur – sebagai asisten.

“Kehadiran Amey membuat pekerjaan saya sebagai Teaching Pro menjadi lebih ringan … Karena, seperti kita tahu, sejak ada pandemi Covid – 19 semakin banyak orang yang tertarik untuk bermain golf,” kata Maman Suherman yang, selain dikenal sebagai Teaching Pro sejak 2009 juga mendapat kepercayaan sebagai Tournament Director setiap kali Perusahaan Digital Marketing Internasional K-Link menggelar turnamen golf.

Sebagai orangtua, Maman Suherman berharap agar anak sulungnya yang bernama Armelia Maharani tetap konsisten dalam menekuni olahraga golf. Meskipun Maman Suherman tidak secara eksplisit menjelaskan mengenai pelbagai keuntungan yang diraih, namun melalui olahraga golf seseorang bisa exist dan mandiri. “Mumpung Amey masih muda,” tegas Maman Suherman.

“Amey sendiri bagaimana?” tanya GolfJoy.

“Insya Allah saya bisa mewujudkan harapan Ayah saya, Om,”jawab Amey mengakhiri obrolannya bersama GolfJoy jelang berbuka puasa yang bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada Minggu 2 Mei 2021.

(Teks & Foto oleh Toto Prawoto)

Related posts

Indonesia Junior Golf Hadirkan IJG Challenge di Senayan GC

Toto Prawoto

Shaista Ayesha, Luke Evan Moore Angkat Trofi Indonesia Amateur Golf Open Tournament 6

Toto Prawoto

Asep Saefulloh Cetak 69 untuk Menangi Gobar Korwil PGAI

Toto Prawoto

Leave a Comment

10 + 8 =